Tujuan Penyepraian Fase Generatif

Fase generatif adalah masa ketika tanaman cabai mulai membentuk bunga, menjadi bakal buah, dan membesarkan buah. Fokus utama penyepraian pada fase ini bergeser dari pertumbuhan vegetatif menjadi memaksimalkan hasil panen dan meningkatkan kualitas buah.

​Tujuan utama penyepraian generatif adalah:

  1. Mencegah Kerontokan: Mengurangi potensi rontoknya bunga dan buah muda akibat kekurangan nutrisi atau stres.
  2. Meningkatkan Kualitas Buah: Memperkuat dinding sel buah, meningkatkan bobot, warna, dan daya simpan buah.
  3. Pengendalian Intensif: Melakukan kontrol ketat terhadap hama (terutama penular virus) dan penyakit (terutama penyakit busuk buah/antraknosa/patek).

​💧 Bahan Penyepraian Utama Fase Generatif

​Kombinasi bahan yang disemprotkan pada fase ini harus didominasi oleh unsur hara yang mendukung pembungaan dan pembuahan.

​1. Pupuk Daun Tinggi Kalium (K) dan Fosfor (P)

​Pada fase ini, kebutuhan Kalium (K) menjadi sangat tinggi. Kalium berperan penting dalam translokasi (pemindahan) karbohidrat dari daun ke buah, yang menentukan bobot dan kualitas buah. Fosfor (P) tetap penting untuk energi pembentukan bunga dan buah.

  • Contoh Kandungan: Gunakan pupuk daun dengan formula NPK yang rendah N, tinggi P, dan sangat tinggi K. Contohnya, formula seperti 6-20-30 atau 13-0-45 (KNO3 Putih) atau produk khusus seperti Gandasil B (B = Buah).
  • Cara Aplikasi: Larutkan pupuk sesuai dosis anjuran produk, biasanya antara 2 hingga 4 gram per liter air.

​2. Kalsium (Ca) dan Boron (B)

​Kedua unsur mikro ini sangat penting untuk mencegah masalah generatif:

  • Kalsium (Ca): Berperan memperkuat dinding sel buah dan mencegah penyakit Busuk Ujung Buah (Blossom End Rot). Aplikasikan Kalsium dalam bentuk larut air secara rutin.
  • Boron (B): Penting untuk keberhasilan penyerbukan (pembuahan) dan mencegah kerontokan bunga.

​3. Fungisida dan Insektisida

​Pengendalian hama dan penyakit menjadi sangat kritis karena buah sudah terbentuk dan rentan terhadap serangan:

  • Fungisida: Lakukan penyemprotan preventif terhadap penyakit jamur, terutama Antraknosa (Patek) dan Bercak Daun. Gunakan fungisida kontak (seperti Mancozeb) dan/atau fungisida sistemik secara bergantian.
  • Insektisida: Hama seperti Thrips, Kutu Kebul, dan Mites wajib dikendalikan karena mereka penular virus (yang bisa menurunkan drastis hasil panen) dan merusak pucuk/bunga. Hama Ulat Buah juga harus diwaspadai. Lakukan rotasi bahan aktif (misalnya Abamektin, Imidakloprid, atau Metomil) untuk menghindari resistensi.

​🕒 Panduan Waktu dan Teknik Penyepraian

  • Interval Penyemprotan: Umumnya dilakukan setiap 5 hingga 7 hari sekali tergantung pada intensitas serangan hama dan penyakit di lokasi budidaya Anda.
  • Waktu Penyemprotan: Lakukan pada pagi hari (sebelum pukul 10.00) setelah embun mengering, atau sore hari (setelah pukul 16.00). Hindari penyemprotan saat cuaca panas terik.
  • Teknik Penyemprotan:
    • ​Pastikan hasil semprotan berupa kabut halus (nosel cone) dan tidak menetes berlebihan.
    • ​Target utama penyemprotan adalah bagian bawah daun dan seluruh bagian tunas/pucuk (tempat hama bersembunyi).
    • ​Saat menyemprotkan pestisida, hindari kontak langsung dengan bunga se-minimal mungkin, terutama pada saat penyerbukan aktif, karena hal ini dapat mengganggu proses pembuahan.
    • ​Jika menggunakan pupuk daun, pastikan seluruh permukaan daun terkena merata.

Catatan Penting: Selalu gunakan perekat/perata saat mencampur pupuk daun atau pestisida, terutama pada musim hujan, untuk meningkatkan efektivitasnya.

No comments:

Post a Comment