Fase generatif adalah masa panen bagi petani cabai. Pada tahap ini, energi tanaman sepenuhnya dialihkan untuk memproduksi bunga, membentuk buah, dan membesarkan buah hingga matang. Oleh karena itu, strategi pemupukan harus berubah total dibandingkan fase vegetatif. Fokus utama beralih dari peningkatkan daun dan batang ke penguatan organ reproduksi (bunga dan buah).
1. Perubahan Kebutuhan Nutrisi pada Fase Generatif
Kebutuhan unsur hara makro pada fase generatif mengalami pergeseran drastis:
- Kalium (K): Menjadi unsur hara yang paling krusial. Kalium berperan penting dalam translokasi (pengangkutan) hasil fotosintesis (karbohidrat) dari daun ke buah. Kalium juga menentukan kualitas buah (bobot, ukuran, warna, dan daya simpan). Kekurangan Kalium dapat menyebabkan buah kecil, hasil panen rendah, dan tanaman mudah stres.
- Fosfor (P): Tetap dibutuhkan untuk mendukung pembentukan bunga baru dan mematangkan buah.
- Nitrogen (N): Kebutuhan N diturunkan. Pemberian N yang terlalu tinggi pada fase ini akan memicu pertumbuhan tunas dan daun baru (vegetatif), yang justru akan menghambat energi tanaman untuk pembentukan buah, sehingga menyebabkan kerontokan bunga dan buah muda.
Selain NPK, unsur hara mikro dan sekunder memegang peranan vital:
- Kalsium (Ca): Sangat penting untuk memperkuat dinding sel buah dan mencegah penyakit Busuk Ujung Buah (Blossom End Rot), terutama saat tanaman mulai berbuah lebat dan kondisi lingkungan tidak stabil.
- Boron (B): Diperlukan untuk proses penyerbukan dan pembentukan buah yang sempurna. Kekurangan Boron dapat menyebabkan kerontokan bunga dan buah tidak sempurna.
2. Pupuk yang Direkomendasikan untuk Fase Generatif
Strategi pemupukan generatif harus menggunakan pupuk dengan formulasi tinggi Kalium (K), cukup Fosfor (P), dan rendah Nitrogen (N).
A. Pemupukan Melalui Akar (Kocor/Tabur)
Metode pengocoran adalah cara paling efektif untuk memberikan nutrisi makro dalam jumlah besar:
- Pupuk NPK Generatif: Gunakan NPK dengan perbandingan K yang tinggi, seperti NPK 12-6-22 atau NPK khusus buah lainnya.
- KNO$_3$ Putih (13-0-45): Pupuk tunggal ini adalah sumber Kalium yang sangat baik dan mudah larut, ideal untuk fase pembuahan.
- Kalsium Nitrat (Ca(NO_3)_2): Wajib diberikan secara terpisah dari pupuk yang mengandung Fosfat (P) dan Sulfat (S) untuk menghindari pengendapan. Kalsium Nitrat dapat diberikan bergantian dengan pupuk NPK utama.
- MKP (Monokalium Fosfat): Dapat ditambahkan untuk meningkatkan kadar Fosfor dan Kalium di awal fase generatif.
Frekuensi dan Dosis Kocor:
Pengocoran harus dilakukan secara rutin, umumnya setiap 7 hari sekali untuk memastikan suplai hara tidak terputus, terutama saat panen sedang berlangsung. Dosis dapat ditingkatkan seiring dengan bertambahnya buah yang harus ditopang tanaman (misalnya, 250 ml larutan dengan konsentrasi 10-15 gram/liter per tanaman).
B. Pemupukan Melalui Daun (Spray)
Penyemprotan pupuk daun bertujuan untuk memberikan nutrisi mikro secara cepat dan langsung:
- Pupuk Daun Khusus Buah (Gandasil B atau sejenisnya): Mengandung N, P, K, serta unsur mikro yang diformulasikan untuk pembungaan dan pembuahan.
- Pupuk Kalsium dan Boron: Pupuk daun yang kaya kalsium dan boron harus disemprotkan secara teratur (misalnya setiap 7-14 hari). Ini adalah pertahanan utama terhadap kerontokan bunga/buah dan busuk ujung buah.
- Asam Amino: Dapat ditambahkan untuk membantu tanaman pulih dari stres akibat perubahan cuaca atau beban buah yang berat.
3. Tips Krusial Pengelolaan Fase Generatif
- Irigasi Stabil: Kekurangan atau kelebihan air yang ekstrem dapat memicu kerontokan bunga dan buah, bahkan saat pemupukan sudah tepat. Pertahankan kelembapan tanah yang stabil.
- Pembuangan Tunas Air (Rempel): Terus lakukan pembuangan tunas air yang tidak produktif untuk mengalihkan seluruh energi (fotosintesis) ke buah.
- Pengendalian Hama: Hama seperti trips, tungau, dan kutu kebul harus dikendalikan secara ketat karena dapat merusak bunga dan menyebabkan kerontokan, yang pada akhirnya membuang sia-sia nutrisi generatif yang sudah diberikan.
Dengan strategi pemupukan yang fokus pada Kalium, Kalsium, dan Boron, tanaman cabai merah keriting akan memiliki daya tahan yang lebih baik, masa panen yang panjang, dan menghasilkan buah yang besar, berbobot, serta berkualitas tinggi.

No comments:
Post a Comment