Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah sayuran polong-polongan yang populer dan kaya manfaat, sering menjadi pilihan utama bagi petani maupun penghobi berkebun. Kabar baiknya, menanam buncis tergolong mudah karena sebagian besar varietas dapat ditanam langsung di lahan (tabela) tanpa perlu proses penyemaian di polybag atau wadah terpisah. Metode ini jauh lebih praktis dan mempercepat proses tanam.
🌟 Syarat Tumbuh Ideal Buncis
Untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah, perhatikan kondisi lingkungan ideal bagi tanaman buncis:
- Sinar Matahari: Buncis membutuhkan sinar matahari penuh (minimal 6–8 jam sehari) untuk tumbuh optimal dan berbuah lebat.
- Tanah: Tanah harus gembur, kaya bahan organik (subur), dan memiliki drainase yang baik untuk menghindari genangan air yang bisa menyebabkan biji atau akar busuk. Kisaran pH tanah yang disukai adalah 6,0 hingga 7,0.
- Ketinggian Tempat: Buncis toleran, namun tumbuh baik di dataran tinggi hingga dataran rendah (ideal 50-100 mdpl).
- Suhu: Suhu udara yang nyaman bagi buncis adalah sekitar 20-25°C.
🛠️ Langkah-Langkah Budidaya Buncis (Tanam Langsung/Tabela)
Metode tanam langsung (tabela) menghilangkan langkah pemindahan bibit, membuatnya sangat efisien.
1. Persiapan Lahan
- Bersihkan Lahan: Singkirkan gulma, sisa tanaman, dan benda asing lainnya.
- Gemburkan Tanah: Lakukan penggemburan tanah dengan mencangkul atau membajak sedalam 20–30 cm. Hal ini penting untuk memperbaiki aerasi dan drainase tanah.
- Pembuatan Bedengan: Buat bedengan dengan lebar sekitar 1 meter dan tinggi 20–30 cm (tergantung kondisi lahan) untuk memastikan drainase berjalan lancar.
- Pemupukan Dasar: Campurkan pupuk organik (kompos atau pupuk kandang) ke dalam bedengan atau masukkan ke dalam lubang tanam sebagai nutrisi awal.
2. Penyiapan dan Penanaman Benih
- Pemilihan Benih: Pilih benih buncis dari varietas unggul yang bersertifikat dan memiliki daya kecambah tinggi.
- Perlakuan Benih (Opsional): Untuk mempercepat perkecambahan, benih dapat direndam dalam air hangat (sekitar 6–8 jam) sebelum ditanam.
-
Penanaman:
- Buat lubang tanam sedalam 2–3 cm di atas bedengan.
- Jarak tanam buncis bervariasi tergantung tipe: untuk buncis tegak bisa lebih rapat, sedangkan buncis merambat biasanya memerlukan jarak tanam sekitar 30 x 50 cm atau 40 x 60 cm.
- Masukkan 1 hingga 2 biji benih ke dalam setiap lubang tanam.
- Tutup kembali lubang tanam dengan tanah tipis atau pupuk organik.
3. Pemeliharaan Tanaman Awal
- Penyiraman: Segera siram setelah tanam untuk menjaga kelembaban tanah. Penyiraman rutin dilakukan, terutama di musim kemarau, namun hindari genangan air.
- Perkecambahan: Benih buncis umumnya akan mulai berkecambah dan muncul ke permukaan tanah dalam waktu 3 hingga 7 hari setelah tanam.
4. Perawatan Lanjutan
- Penyulaman: Sekitar satu minggu setelah tanam, periksa benih yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tidak sempurna. Ganti dengan benih baru (sulam) untuk memastikan populasi tanaman yang optimal.
- Pemasangan Ajir/Lanjaran (Untuk Tipe Merambat): Ketika tanaman mulai tinggi (sekitar 15 cm), segera pasang ajir (penyangga) dari bambu atau kayu. Buncis tipe merambat sangat membutuhkannya agar tumbuh tegak dan buah tidak menyentuh tanah.
- Pemupukan Susulan: Berikan pupuk susulan (misalnya NPK atau pupuk organik) setiap 2–3 minggu sekali untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan pembentukan buah.
- Pengendalian Gulma dan Hama: Jaga kebersihan lahan dengan mencabut gulma yang dapat menjadi pesaing nutrisi. Lakukan pengendalian hama (seperti kutu daun atau ulat) dan penyakit sejak dini.

No comments:
Post a Comment