Kunci Sukses Budidaya Buncis: Syarat Tumbuh Ideal dan Persiapan Lahan


​Meskipun buncis (Phaseolus vulgaris L.) dikenal adaptif, keberhasilan budidaya hingga menghasilkan polong yang maksimal sangat bergantung pada pemenuhan syarat tumbuh ideal dan persiapan lahan yang cermat. Fondasi yang kuat di awal akan menentukan hasil panen.

​🌤️ 1. Syarat Tumbuh Ideal Tanaman Buncis

​Buncis tergolong tanaman subtropis yang telah beradaptasi baik di iklim tropis seperti Indonesia. Tanaman ini secara umum menyukai daerah dataran tinggi hingga medium, dengan ketinggian tempat optimal antara 800 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Budidaya di dataran rendah masih mungkin, tetapi hasil polong seringkali terhambat oleh suhu yang terlalu tinggi.

​Suhu udara adalah faktor kritis. Buncis tumbuh ideal pada kisaran suhu 18°C hingga 24°C. Penting untuk dicatat, suhu yang melampaui 30°C dapat menyebabkan masalah serius, yaitu kerontokan bunga (flower abortion) yang drastis mengurangi potensi hasil panen. Selain itu, buncis membutuhkan sinar matahari penuh selama 6–8 jam sehari untuk memastikan proses fotosintesis berjalan maksimal.

​Kondisi Tanah dan Air

​Buncis membutuhkan jenis tanah yang gembur, kaya bahan organik, dan memiliki drainase yang baik. Tanah yang tergenang atau terlalu padat akan menghambat pertumbuhan akar dan meningkatkan risiko penyakit busuk akar. Tanah lempung berpasir seringkali menjadi pilihan yang ideal.

​Derajat keasaman tanah (pH) harus dipertahankan pada kondisi agak asam hingga netral, yaitu antara 5.5 hingga 6.8. Jika tanah terlalu asam (pH di bawah 5.5), petani perlu melakukan pengapuran karena keasaman tinggi menghambat penyerapan nutrisi esensial seperti Fosfor (P).

​🚜 2. Tahapan Persiapan Lahan yang Sistematis

​Persiapan lahan adalah langkah pertama dan paling menentukan kualitas pertumbuhan vegetatif buncis.

​A. Pengolahan Tanah Dasar

​Langkah awal adalah membersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman. Setelah bersih, tanah harus digemburkan sedalam 20–30 cm melalui proses pembajakan atau pencangkulan. Penggemburan ini sangat penting agar akar tunggang buncis dapat menembus tanah dengan baik dan perakaran serabut dapat menyebar luas untuk mencari nutrisi.

​Jika tanah diketahui memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah), lakukan pengapuran menggunakan Dolomit atau kapur pertanian. Pemberian kapur dilakukan 2 hingga 4 minggu sebelum penanaman agar kapur memiliki waktu bereaksi dan menaikkan pH tanah ke tingkat yang optimal.

​B. Pembentukan Bedengan dan Drainase

​Selanjutnya, bentuk bedengan dengan tinggi sekitar 30–40 cm dan lebar 80–120 cm. Ketinggian bedengan berfungsi vital untuk menghindari genangan air, terutama saat musim hujan. Di antara bedengan, buatlah saluran drainase (parit) selebar 30–50 cm. Saluran ini menjamin kelebihan air dapat terbuang dengan baik, menjaga kesehatan perakaran buncis.

​C. Pemberian Pupuk Dasar

​Pupuk dasar diberikan untuk menyediakan nutrisi awal yang siap diserap tanaman di fase vegetatif.

  1. Pupuk Organik: Berikan pupuk kandang (yang sudah matang) atau kompos sebanyak 1–2 kg per meter persegi bedengan. Pupuk organik wajib diberikan karena berperan memperbaiki struktur tanah dan menyediakan nutrisi jangka panjang.
  2. Pupuk Anorganik: Tambahkan pupuk NPK seimbang (misalnya 15:15:15) atau kombinasi Fosfor (SP-36) dan Kalium (KCl). Pupuk dasar ini harus dicampurkan ke dalam tanah bedengan atau ke dalam lubang tanam sekitar 5–7 hari sebelum biji ditanam.

​D. Penentuan dan Pembuatan Lubang Tanam

​Setelah pupuk dasar tercampur dan bedengan siap, tentukan jarak tanam berdasarkan tipe buncis:

  • Buncis Tipe Tegak: Jarak tanamnya lebih rapat, umumnya 40 cm antar baris dan 20–25 cm dalam baris, karena pertumbuhannya terbatas.
  • Buncis Tipe Merambat: Jarak tanam harus lebih renggang, biasanya 60 cm antar baris dan 40–50 cm dalam baris, untuk memberikan ruang bagi rambatan dan memastikan sirkulasi udara yang baik.

​Dengan persiapan lahan yang detail dan memenuhi syarat tumbuh, biji buncis akan berkecambah dengan sempurna, memastikan tanaman memiliki fondasi kuat untuk fase vegetatif yang sehat, yang pada akhirnya akan menghasilkan produksi polong yang maksimal.

No comments:

Post a Comment