Budidaya buncis terbagi menjadi dua fase utama yang saling berkesinambungan: fase vegetatif (pembentukan tubuh) dan fase generatif (pembentukan bunga dan buah). Perawatan yang tepat pada transisi kedua fase ini adalah "masa emas" yang menentukan kuantitas dan kualitas polong yang dihasilkan.
🌿 1. Fase Vegetatif: Membangun Fondasi Kuat
Fase vegetatif dimulai dari perkecambahan (V0) hingga munculnya kuncup bunga pertama (sekitar 3–4 minggu setelah tanam/HST). Fokus utama pada fase ini adalah pembentukan akar, batang, dan daun.
Kebutuhan Nutrisi Awal
Pada masa ini, tanaman sangat membutuhkan unsur Nitrogen (N) untuk mendorong pertumbuhan daun dan batang. Selain itu, Fosfor (P) sangat penting untuk pengembangan sistem perakaran yang kuat. Sistem akar yang baik akan menjamin penyerapan air dan nutrisi yang efisien di fase selanjutnya.
Pemupukan Susulan I biasanya dilakukan pada usia 14–21 HST, menggunakan pupuk NPK dengan formulasi yang lebih tinggi N dan P, misalnya NPK 16-16-16 atau formulasi yang didominasi N.
Pemasangan Ajir (Untuk Tipe Merambat)
Buncis tipe merambat wajib diberi ajir (turus) sebelum tanaman mulai merambat, yaitu sekitar 2–3 minggu HST. Pemasangan ajir yang terlambat dapat merusak perakaran saat dilakukan pemancangan. Ajir berfungsi:
- Mengarahkan pertumbuhan batang.
- Mencegah kontak langsung polong dengan tanah.
- Memperbaiki sirkulasi udara untuk mencegah penyakit jamur.
🌸 2. Transisi Menuju Generatif: Awal Pembungaan
Fase generatif dimulai dengan munculnya bunga pertama (R1), umumnya terjadi sekitar 30–45 HST, tergantung varietasnya. Transisi ini adalah momen paling kritis dalam budidaya buncis.
Perubahan Kebutuhan Hara
Saat tanaman mulai berbunga, kebutuhan nutrisi bergeser. Permintaan akan Kalium (K) meningkat tajam, diikuti oleh Fosfor (P). Kalium berperan penting dalam pembentukan bunga, pembuahan, dan transportasi karbohidrat ke dalam polong.
Pemupukan Susulan II (sekitar 30–40 HST) harus menggunakan pupuk dengan kadar Kalium (K) yang lebih tinggi. Pemberian pupuk mikro, seperti Boron dan Kalsium, juga penting untuk mencegah kerontokan bunga dan meningkatkan kualitas dinding sel polong.
🥕 3. Fase Generatif Lanjutan: Pengisian Polong
Fase ini mencakup pembentukan polong (R3) hingga siap panen (R7–R8). Kualitas polong sangat ditentukan oleh efisiensi fotosintesis dan alokasi nutrisi pada periode ini.
Pengairan dan Pengendalian Kelembapan
Ketersediaan air sangat vital selama pembungaan dan pengisian polong. Kekurangan air pada masa ini dapat menyebabkan:
- Bunga dan bakal polong rontok.
- Polong yang terbentuk kecil dan melengkung.
Namun, pengairan berlebihan atau kondisi kelembapan tinggi harus dihindari karena memicu serangan penyakit jamur seperti karat daun atau antraknosa.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pada fase generatif, tanaman menjadi sasaran utama hama, terutama Ulat Penggerek Polong dan Kutu Daun. Pengendalian yang ketat sangat diperlukan. Penggunaan insektisida yang tepat sasaran atau metode pengendalian hayati harus dilakukan segera setelah terdeteksi, karena serangan dapat merusak langsung produk yang akan dipanen.
Pemeliharaan Tambahan
Untuk buncis tipe merambat, lakukan pemangkasan ringan pada tunas air yang terlalu lebat atau daun-daun tua di bagian bawah. Ini bertujuan meningkatkan penetrasi cahaya dan sirkulasi udara, serta mengalihkan energi tanaman lebih fokus pada pembentukan dan pengisian polong, bukan pada pertumbuhan vegetatif yang tidak produktif.
Dengan memahami dan memberikan perawatan yang spesifik di setiap fase, terutama saat transisi, petani buncis dapat memastikan tanaman mencapai potensi genetiknya secara penuh, menghasilkan panen polong yang melimpah dan berkualitas tinggi.

No comments:
Post a Comment