Penyepraian pada Masa Pra-Generatif Cabai Keriting

 

Pada fase pra-generatif, petani mulai mengurangi dominasi unsur Nitrogen (N) dan meningkatkan porsi unsur hara yang berperan dalam pembungaan dan penguatan dinding sel.

1. Pergeseran Fokus Nutrisi (Pupuk Daun)

Penyepraian nutrisi pada fase ini bertujuan untuk memicu pembentukan bunga (induksi bunga) dan memperkuat struktur tanaman secara keseluruhan.

  • Peningkatan Fosfor (P): Unsur P (Fosfor) sangat ditingkatkan, biasanya menggunakan pupuk daun yang tinggi P, seperti MKP (Mono Kalium Fosfat). Fosfor berfungsi sebagai energi untuk proses pembentukan bunga.

  • Pemberian Kalsium (Ca): Kalsium adalah unsur vital yang disemprotkan secara rutin pada fase ini. Kalsium memperkuat dinding sel tanaman, sehingga membuat batang dan tangkai bunga lebih kokoh. Penguatan ini sangat penting untuk mencegah kerontokan bunga dan buah, serta meningkatkan ketahanan terhadap penyakit (terutama penyakit tular udara seperti jamur).

    • Saran Aplikasi: Kalsium sering diaplikasikan secara tunggal (tanpa dicampur pupuk lain) melalui spray untuk efektivitas maksimal.

  • Kalium (K) Awal: Pemberian Kalium mulai diperkenalkan melalui spray, meskipun dosis penuh untuk buah (fase generatif) belum diberikan. Kalium membantu dalam translokasi hasil fotosintesis dan persiapan pembentukan buah.

2. Pengendalian Hama (Insektisida)

Pengendalian hama vektor (Kutu Kebul, Thrips) harus tetap ketat, bahkan ditingkatkan, karena serangan pada fase ini dapat menyebabkan kerontokan bunga atau virus keriting yang parah.

  • Rotasi Bahan Aktif: Terus lakukan rotasi insektisida yang berbeda dari yang digunakan saat fase vegetatif. Bahan aktif sistemik (seperti Imidakloprid atau Asetamiprid) dan kontak (seperti Abamektin atau Fipronil) digunakan bergantian.

  • Pencegahan Kutu: Hama pengisap tetap menjadi fokus utama penyepraian, karena kuncup bunga yang baru terbentuk sangat rentan terhadap kerusakan akibat gigitan hama.

3. Pengendalian Penyakit (Fungisida)

Penyemprotan fungisida ditingkatkan frekuensinya karena tanaman mulai lembap akibat daun yang rapat dan risiko penyakit jamur semakin tinggi.

  • Fokus Pencegahan: Prioritas pada pencegahan penyakit Antraknosa (Patek) dan Bercak Daun.

  • Aplikasi Kombinasi: Petani umumnya menyemprotkan kombinasi fungisida kontak (misalnya Mankozeb) untuk perlindungan di permukaan, dan fungisida sistemik (misalnya Azoksistrobin atau Difenokonazol) untuk perlindungan di dalam jaringan tanaman.

4. Teknik Penyepraian Penting

  • Waktu Penyepraian: Tetap di pagi atau sore hari.

  • Akurasi Semprotan: Semprotan harus diarahkan ke seluruh bagian tanaman, termasuk ketiak daun dan bagian bawah daun, serta kuncup bunga yang baru muncul, tetapi usahakan tidak sampai membuat bunga basah kuyup untuk menghindari kerontokan.

  • Interval: Interval penyepraian tetap dijaga ketat, yaitu sekitar 4-7 hari sekali, tergantung tingkat serangan hama dan kondisi cuaca (musim hujan memerlukan interval yang lebih pendek).

No comments:

Post a Comment