Penyepraian cabai merah keriting masa generatif

 

Tujuan Penyepraian Masa Generatif

  1. Memperbesar dan Memperpanjang Buah: Menyediakan nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan dan pengisian buah yang berkualitas (berat, padat, dan panjang).

  2. Mencegah Kerontokan: Menjaga tangkai dan kelopak bunga/buah agar kuat.

  3. Mengendalikan Patek (Antraknosa): Penyakit jamur ini menjadi ancaman terbesar pada buah di fase generatif.

  4. Mengendalikan Lalat Buah: Hama yang menyerang buah langsung dan menyebabkan kerusakan serius.

1. Komponen Nutrisi (Pupuk Daun)

Pada fase generatif, dominasi nutrisi bergeser total dari Nitrogen ke Kalium dan Kalsium.

  • Kalium (K) Tinggi: Unsur K adalah kunci utama pembentukan dan pengisian buah, yang diserap dalam jumlah terbesar pada fase ini. Kalium disemprotkan melalui pupuk daun yang tinggi K dan P, seperti KNO₃ Putih atau pupuk majemuk khusus generatif (contohnya Gandasil B, atau pupuk cair tinggi K). Kalium penting untuk:

    • Mempercepat transfer karbohidrat dari daun ke buah.

    • Meningkatkan bobot dan rasa pedas (kualitas) buah.

    • Memperkuat buah agar tidak mudah pecah.

  • Kalsium (Ca) Rutin: Pemberian Kalsium harus rutin dan berkelanjutan (sebaiknya mingguan) untuk memastikan buah memiliki dinding sel yang kuat. Kalsium berfungsi:

    • Mencegah penyakit Busuk Ujung Buah (Blossom End Rot).

    • Memperkuat kulit buah sehingga lebih tahan terhadap serangan jamur (Antraknosa/Patek).

  • Fosfor (P): Tetap diberikan dalam dosis sedang untuk menjaga pembungaan baru agar terus muncul.

2. Pengendalian Penyakit (Fungisida)

Penyepraian fungisida pada fase generatif berfokus total pada pencegahan dan penanganan Antraknosa (Patek).

  • Antraknosa (Patek): Penyakit ini menyerang buah yang sudah terbentuk (hijau hingga merah).

    • Bahan Aktif Kritis: Fungisida yang efektif melawan Antraknosa harus dirotasi, mencakup kombinasi kontak dan sistemik. Contoh: Propineb (kontak), Azoksistrobin/Difenokonazol (sistemik), atau Klorotalonil (kontak).

  • Aplikasi: Fungisida harus disemprotkan secara intensif, terutama ke arah buah dan ranting, dengan interval yang rapat (bahkan 3-5 hari sekali) jika cuaca sangat lembap atau curah hujan tinggi.

3. Pengendalian Hama (Insektisida)

Hama utama yang menyerang langsung buah harus dikendalikan.

  • Lalat Buah: Hama ini menusuk buah dan meletakkan telur di dalamnya, menyebabkan buah busuk.

    • Pengendalian: Insektisida dengan bahan aktif yang efektif terhadap lalat buah (misalnya golongan organofosfat tertentu) dan penambahan atraktan (perangkap lalat buah) sering digunakan.

  • Thrips dan Kutu-kebul: Hama vektor tetap diawasi dan dikendalikan karena masih menyebabkan kerusakan pada tunas dan bunga baru. Rotasi insektisida dilanjutkan.

  • Tungau: Tungau pada daun tua harus dikendalikan agar tanaman tetap sehat dan mampu berfotosintesis.

4. Teknik Penyepraian Penting

  • Jadwal Rutin: Interval penyepraian cenderung ketat (4-7 hari sekali) untuk menjaga konsistensi perlindungan buah dari Antraknosa, yang penyebarannya sangat cepat.

  • Perlindungan Buah: Semprotan diarahkan langsung ke buah dan pangkal buah.

  • Waktu Penyepraian: Tetap pada pagi atau sore hari, menghindari kontak langsung pestisida dengan bunga saat penyerbukan sedang aktif.

No comments:

Post a Comment