Tahapan Olah Lahan Budidaya Cabai Keriting

Secara umum, proses pengolahan lahan meliputi langkah-langkah berikut:

  1. Pembersihan dan Pembajakan/Pencangkulan Tanah:
    • ​Lahan dibersihkan dari gulma, semak belukar, dan sisa-sisa tanaman sebelumnya.
    • ​Tanah dibajak atau dicangkul sedalam \pm 25-40 cm hingga gembur. Tujuannya untuk menggemburkan tanah dan membalik tanah agar bagian bawah juga terpapar sinar matahari.
  2. Pengukuran dan Pengaturan pH Tanah (Pengapuran):
    • ​pH tanah ideal untuk tanaman cabai adalah antara 5,5 hingga 6,5.
    • ​Jika pH tanah terlalu rendah (asam), lakukan pengapuran menggunakan kapur pertanian seperti Dolomit atau Kiserit.
    • ​Dosis pengapuran disesuaikan dengan kondisi pH tanah. Kapur ditaburkan secara merata dan diaduk rata dengan tanah.
    • ​Pengapuran sebaiknya dilakukan 2-4 minggu sebelum tanam (bersamaan dengan pengolahan tanah awal) untuk memberikan waktu bagi kapur bereaksi.
  3. Pembuatan Bedengan dan Saluran Drainase:
    • ​Setelah tanah digemburkan, dibuat bedengan (guludan).
    • ​Ukuran bedengan bervariasi, umumnya:
      • ​Lebar: 1-1,5 meter.
      • ​Tinggi: \pm 30-50 cm (dibuat lebih tinggi saat musim hujan untuk menghindari genangan).
    • ​Dibuat parit atau selokan di antara bedengan dengan kedalaman \pm 30-50 cm sebagai saluran drainase untuk pembuangan air yang berlebih, terutama saat musim hujan.
  4. Pemberian Pupuk Dasar:
    • ​Pupuk dasar diberikan di atas bedengan dan dicampur rata dengan tanah, atau ditempatkan di calon lubang tanam.
    • ​Pupuk dasar biasanya berupa:
      • Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) dalam jumlah yang memadai. Pemberian pupuk kompos bisa dilakukan dua lapis (bawah dan atas sebelum ditutup mulsa).
      • Pupuk anorganik (seperti NPK, SP-36, Urea, KCL) dengan dosis yang disesuaikan per hektar atau per lubang tanam.
  5. Pemasangan Mulsa Plastik (Opsional, tetapi dianjurkan untuk budidaya intensif):
    • ​Bedengan ditutup dengan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). Mulsa membantu:
      • ​Menjaga kelembaban tanah.
      • ​Mencegah tumbuhnya gulma.
      • ​Mengurangi penguapan air.
    • ​Pemasangan mulsa dilakukan setelah bedengan selesai dan sebelum penanaman.
    • ​Selanjutnya, dibuat lubang tanam pada mulsa dengan jarak tanam yang telah ditentukan (misalnya (50-60) cm \times (40-50) cm, atau 35 cm \times 50 cm, dengan pola dua baris per bedengan atau pola zig-zag).
  6. Penanaman Bibit:
    • ​Bibit cabai yang siap tanam (biasanya berumur 15-30 hari atau berdaun 4-8 helai) kemudian dipindahkan ke lubang tanam.
    • ​Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
    • Catatan: Penanaman dilakukan minimal dua minggu setelah lahan dipasangi mulsa.

​Tahapan pengolahan lahan ini sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan awal tanaman cabai keriting sebelum masuk ke tahap pemeliharaan (penyiraman, pemupukan susulan, penyiangan, dan pengendalian hama/penyakit).

No comments:

Post a Comment