Panduan Lengkap Pemupukan Cabai Merah Besar di Fase Generatif: Kunci Panen Buah Lebat dan Berkualitas

 

Fase generatif merupakan tahapan terpenting dalam budidaya cabai merah besar, yang dimulai sejak tanaman mulai berbunga hingga masa panen. Berbeda dengan fase vegetatif yang fokus pada pertumbuhan daun dan batang, di fase generatif ini tanaman beralih fokus untuk memproduksi bunga dan mengisi buah. Oleh karena itu, strategi pemupukan harus disesuaikan secara drastis untuk mendukung pembentukan buah yang optimal dan mencegah kerontokan.

​Perubahan Kebutuhan Nutrisi Utama

​Pada dasarnya, saat memasuki fase generatif, kebutuhan tanaman cabai bergeser dari unsur Nitrogen (N) ke unsur Fosfor (P) dan Kalium (K).

  1. Kalium (K): Ini adalah raja nutrisi di fase generatif. Kalium berperan vital dalam transportasi karbohidrat ke buah (proses pengisian buah), meningkatkan kualitas rasa, memperkuat daya tahan tanaman terhadap penyakit, dan yang paling penting, memperkokoh tangkai bunga dan buah agar tidak mudah rontok.
  2. Fosfor (P): Unsur ini sangat dibutuhkan untuk merangsang pembentukan bunga secara serentak, mempercepat proses penyerbukan, dan mendukung perkembangan akar yang sehat.
  3. Kalsium (Ca) dan Boron (B): Dua unsur mikro ini wajib diperhatikan. Kalsium berfungsi memperkuat dinding sel buah, sangat penting untuk mencegah penyakit busuk ujung buah (Blossom End Rot). Sementara Boron bertugas membantu proses penyerbukan dan pembuahan, serta mencegah kerontokan bunga.
  4. Nitrogen (N): Kebutuhan Nitrogen harus dikurangi. Dosis N yang terlalu tinggi akan memicu pertumbuhan vegetatif baru (tunas dan daun) yang justru menguras energi dan menyebabkan buah sulit besar. Gunakan pupuk dengan kandungan N yang rendah.

​Rekomendasi Jenis dan Formulasi Pupuk

​Pemilihan pupuk di fase ini harus mengutamakan formulasi yang tinggi Kalium (K) dan Fosfor (P).

  • Pupuk NPK Khusus Generatif: Gunakan NPK majemuk dengan perbandingan seperti 12-6-22-3+TE atau yang serupa (Kandungan K lebih tinggi daripada N dan P). Pupuk ini dapat diberikan melalui kocor atau ditabur di lubang susulan.
  • KNO₃ (Kalium Nitrat): Pupuk ini sering menjadi pilihan utama karena menyediakan Kalium dalam jumlah tinggi dan sedikit Nitrogen (misalnya KNO₃ Putih yang mengandung 13% N dan 45% K₂O). Pupuk ini sangat efektif untuk memaksimalkan pembesaran dan pengisian buah.
  • MKP (Mono Kalium Fosfat): Pupuk ini ideal untuk booster awal generatif karena kandungan Fosfor dan Kaliumnya sangat tinggi (misalnya 52% P₂O₅ dan 34% K₂O). MKP sering diaplikasikan melalui penyemprotan daun (foliar).
  • Pupuk Kalsium dan Boron: Pupuk ini harus diaplikasikan secara rutin, terutama dengan cara disemprotkan (foliar), untuk memastikan bunga dan buah yang terbentuk tidak rontok dan terhindar dari busuk.

​Jadwal dan Cara Aplikasi Pemupukan

​Pemupukan susulan pada fase generatif sebaiknya dilakukan secara rutin dengan interval 7 hingga 10 hari sekali (dengan metode kocor atau tabur), dan diselingi dengan aplikasi penyemprotan daun (foliar) setiap 5 hingga 7 hari sekali.

​1. Aplikasi Kocor (Melalui Akar)

​Metode kocor adalah yang paling umum dan cepat diserap akar. Pupuk yang digunakan adalah kombinasi NPK Generatif, KNO₃, dan Kalsium.

  • Dosis Kocor (Contoh per 20 liter air): Larutkan sekitar 100-150 gram NPK Generatif, ditambah 50-80 gram KNO₃ Merah, dan 20-40 gram Kalsium.
  • Volume: Berikan 200 hingga 250 ml larutan per batang tanaman.

​2. Aplikasi Semprot (Melalui Daun)

​Aplikasi ini penting untuk memastikan unsur mikro seperti Boron dan unsur makro sekunder seperti Kalsium segera tersedia untuk bunga dan buah muda.

  • ​Gunakan pupuk daun dengan kandungan tinggi P dan K seperti MKP, atau formulasi KNO₃ Kristal.
  • Penting: Kalsium dan Boron sebaiknya diberikan terpisah dari pupuk lain yang mengandung Fosfat (P) atau Sulfur (S) untuk menghindari pengendapan.

​Catatan Penting untuk Keberhasilan Panen

  1. Pengendalian Kerontokan: Kerontokan bunga dan buah muda sering disebabkan oleh kekurangan Kalsium dan Boron, atau fluktuasi air yang ekstrem. Jaga pengairan agar stabil dan pastikan aplikasi Kalsium+Boron teratur.
  2. Pemantauan Hama dan Penyakit: Fase generatif rentan terhadap hama seperti thrips dan tungau, serta penyakit jamur seperti antraknosa (patek). Lakukan penyemprotan fungisida dan insektisida secara terencana agar buah yang sudah terbentuk tidak rusak.
  3. Jadwal Konsisten: Kunci produksi yang melimpah dan berkelanjutan adalah konsistensi. Pertahankan jadwal pemupukan rutin hingga akhir masa panen untuk menjaga tanaman tetap sehat dan produktif.

​Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi secara tepat, terutama Kalium dan Kalsium, pada fase generatif, petani cabai merah besar dapat memaksimalkan potensi tanaman untuk menghasilkan buah yang lebat, besar, kokoh, dan berkualitas tinggi hingga akhir musim tanam.

No comments:

Post a Comment