Fase panen adalah puncak dari seluruh upaya budidaya buncis. Untuk mendapatkan harga jual terbaik dan kualitas maksimal, petani harus menguasai indikator kematangan yang tepat, teknik pemetikan yang benar, serta penanganan pasca panen yang cepat.
1. Indikator Kematangan dan Waktu Panen
Waktu panen buncis sangat bergantung pada varietas dan tujuan pasar. Buncis umumnya dipanen saat polong masih muda dan bijinya belum menonjol.
Umur Panen
- Buncis Tipe Tegak (Bush Bean): Panen dimulai lebih cepat, sekitar 45 – 55 Hari Setelah Tanam (HST).
- Buncis Tipe Merambat (Pole Bean): Panen dimulai sedikit lebih lambat, sekitar 55 – 65 HST.
Kriteria Fisik Polong
Polong buncis harus dipanen pada tingkat kematangan "polong penuh muda" (full-pod stage), dengan indikator:
- Ukuran: Panjang polong sudah maksimal sesuai varietas (biasanya 15–20 cm), namun masih lentur dan mudah dipatahkan.
- Kekerasan: Permukaan polong masih halus, warnanya cerah (hijau muda atau hijau tua mengkilap), dan tidak ada serat (serat kasar).
- Biji: Biji di dalam polong masih kecil dan belum terlalu menonjol. Polong yang bijinya sudah besar cenderung keras, berserat, dan kualitasnya menurun.
Panen dapat berlangsung selama 4 hingga 8 minggu untuk tipe merambat, yang dapat dilakukan 2-3 kali seminggu, tergantung kecepatan pembentukan polong baru.
2. Teknik Pemetikan yang Benar
Teknik pemetikan sangat penting untuk menjaga kualitas polong dan kesehatan tanaman agar dapat terus berproduksi.
Cara Pemetikan
- Pilih yang Siap: Hanya petik polong yang memenuhi kriteria kematangan.
- Gunakan Tangan: Petiklah polong dengan hati-hati menggunakan jari. Tarik atau putar polong dari tangkai dengan lembut. Hindari memetik dengan cara menarik kuat atau merobek, karena dapat merusak cabang dan kuncup bunga yang baru terbentuk di dekatnya.
- Jaga Kesehatan Tanaman: Pemetikan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai tanaman. Luka pada batang atau tangkai adalah pintu masuk bagi patogen penyakit.
- Waktu Ideal: Pemetikan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah embun kering. Pada waktu ini, suhu masih rendah, sehingga polong cenderung segar, renyah, dan memiliki bobot maksimal.
3. Penanganan Pasca Panen (Post-Harvest Handling)
Buncis adalah sayuran yang cepat layu. Penanganan pasca panen yang cepat dan tepat sangat penting untuk mempertahankan kesegaran dan memperpanjang masa simpan.
Sortasi dan Grading
Segera setelah dipetik, lakukan sortasi (pemilahan) dan grading (pengelompokan mutu):
- Mutu A (Super): Polong lurus, seragam ukurannya, tidak ada cacat, tidak ada serangan hama/penyakit.
- Mutu B: Polong agak bengkok, sedikit cacat fisik minor, namun masih layak jual.
- Mutu C: Polong yang rusak parah, terlalu tua, atau terserang hama/penyakit harus dipisahkan dan dibuang untuk mencegah kontaminasi.
Pencucian dan Pendinginan
- Pembersihan: Cuci buncis dengan air bersih jika terlihat kotor.
- Pendinginan Awal (Pre-cooling): Buncis memiliki laju respirasi yang tinggi, yang menyebabkan panas dan cepat layu. Segera pindahkan buncis ke tempat teduh atau dinginkan untuk menghilangkan panas lapang.
- Pengemasan: Kemas buncis dalam wadah berlubang atau jaring yang memungkinkan ventilasi. Pengemasan dalam plastik tertutup rapat dapat menyebabkan penumpukan uap air dan mempercepat pembusukan.
Penyimpanan
Buncis harus disimpan pada suhu rendah dan kelembapan tinggi. Kondisi ideal penyimpanan adalah suhu sekitar 4°C – 7°C dengan kelembapan relatif 90–95%. Pada kondisi ini, buncis dapat bertahan hingga 10–14 hari.
Dengan menguasai teknik panen dan pasca panen, petani dapat menjamin bahwa produk buncis yang sampai ke konsumen memiliki kualitas terbaik, renyah, dan bernutrisi.

No comments:
Post a Comment