Budidaya tomat dikenal menantang, namun menghasilkan panen yang melimpah dan berkualitas sangat mungkin dicapai dengan strategi perawatan yang tepat, salah satunya adalah pemupukan. Tomat adalah tanaman yang sangat rakus unsur hara. Kebutuhan nutrisinya harus dipenuhi secara seimbang, mulai dari fase pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) hingga fase generatif (bunga dan buah).
Pemupukan yang efektif tidak hanya bergantung pada jenis pupuk, tetapi juga pada waktu dan cara aplikasinya. Berikut adalah panduan lengkapnya.
1. Pupuk Dasar: Pondasi Awal Pertumbuhan
Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum atau saat penanaman, yang berfungsi sebagai "bekal" awal bagi bibit tomat di lahan.
Fungsi Utama
- Memperbaiki struktur tanah.
- Menyediakan nutrisi esensial untuk perkembangan akar yang kuat dan pertumbuhan awal.
Rekomendasi Pupuk Dasar
Pilihan pupuk dasar yang umum digunakan adalah kombinasi pupuk makro dan bahan organik:
- Pupuk Kandang atau Kompos: Sumber bahan organik yang penting untuk kesuburan dan aerasi tanah. Aplikasikan dalam jumlah banyak, campur merata di bedengan.
- Pupuk NPK Seimbang: Pupuk majemuk seperti NPK 16-16-16 atau NPK setara, diberikan dengan dosis sekitar 20 gram per batang, atau sesuai rekomendasi pabrik/analisis tanah. Pupuk ini menyediakan Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) yang seimbang untuk start yang baik.
- Kalsium (Ca): Pemberian kapur Dolomit atau pupuk kalsium lainnya sangat dianjurkan untuk menanggulangi penyakit busuk ujung buah (Blossom End Rot) yang disebabkan kekurangan Kalsium, terutama pada tanah asam. Aplikasikan saat pengolahan lahan.
2. Pupuk Susulan: Mendorong Fase Pertumbuhan Kritis
Setelah bibit tomat dipindahkan ke lahan, nutrisi tambahan harus diberikan secara berkala melalui pupuk susulan. Jadwal pemupukan susulan sangat bervariasi tergantung lokasi (dataran rendah/tinggi) dan kondisi tanaman, namun umumnya dilakukan setiap 7 hingga 14 hari sekali.
Fase Vegetatif Awal (1 hingga 4 Minggu Setelah Tanam / MST)
Fase ini adalah fokus pada pembentukan akar, batang, dan daun. Unsur Nitrogen (N) sangat dominan dibutuhkan.
- Jenis Pupuk: Pupuk dengan kadar N tinggi, seperti kombinasi Urea/ZA dan SP-36 (Fosfor), serta KCL (Kalium). Pupuk NPK 16-16-16 masih bisa digunakan pada fase ini.
- Cara Aplikasi: Dapat diberikan dengan sistem kocor (dilarutkan dalam air dan disiramkan) atau ditugalkan (dibenamkan di samping tanaman). Sistem kocor lebih disukai karena penyerapan nutrisi lebih cepat.
Fase Generatif (Mulai Berbunga dan Berbuah)
Sekitar usia 5 MST hingga panen, kebutuhan nutrisi tanaman beralih dari N ke Fosfor (P) dan terutama Kalium (K). Kalium sangat penting untuk pembentukan bunga, kualitas, rasa, dan bobot buah, serta ketahanan tanaman terhadap penyakit.
- Jenis Pupuk: Pupuk dengan kadar Kalium (K) tinggi, seperti NPK Mutiara GROWER (15-09-20+TE) atau kombinasi pupuk lain yang tinggi K dan P, serta rendah N.
- Kalsium dan Boron: Jangan lupakan unsur hara mikro seperti Kalsium (Ca) dan Boron (B), yang berperan vital dalam pencegahan kerontokan bunga dan busuk buah. Pupuk seperti KNO3 Merah atau KARATE PLUS BORONI sering digunakan pada fase ini.
- Cara Aplikasi: Sistem kocor atau ditabur, dilanjutkan dengan irigasi.
3. Pemupukan Pelengkap (Pupuk Daun)
Selain pupuk yang diberikan melalui tanah, pupuk yang diaplikasikan langsung ke daun (pupuk foliar) juga penting, terutama pada tanaman muda atau saat tanaman kekurangan unsur hara mikro.
- Pupuk Mikro: Gunakan pupuk daun yang mengandung unsur hara mikro lengkap (Fe, Zn, Mn, Cu, B, Mo) untuk memastikan seluruh proses metabolisme tanaman berjalan optimal. Contoh: MerokeFITOFLEX atau sejenisnya.
- Aplikasi: Disemprotkan langsung ke daun pada pagi atau sore hari, dengan dosis yang dianjurkan.
Tips Penting untuk Keberhasilan Pemupukan
- Lakukan Analisis Tanah: Untuk hasil terbaik, ketahui terlebih dahulu kondisi pH dan kandungan unsur hara tanah Anda. Kebutuhan pupuk dapat berbeda-beda.
- Perhatikan Tanda Kekurangan Hara: Kenali gejala kekurangan hara (misalnya daun menguning di bagian bawah karena kekurangan N, daun keunguan karena kekurangan P, atau busuk ujung buah karena kekurangan Ca). Ini membantu Anda menyesuaikan formula pupuk.
- Sesuaikan dengan Musim: Di musim hujan, tanaman cenderung lebih sulit menyerap nutrisi karena pupuk mudah tercuci. Tingkatkan frekuensi pemupukan dan gunakan pupuk yang mengandung Kalsium untuk meningkatkan daya tahan tanaman. Pastikan drainase (saluran air) lahan lancar.
- Ukur Dosis dengan Tepat: Jangan berlebihan. Dosis pupuk yang terlalu tinggi, terutama Nitrogen, dapat menyebabkan tanaman terlalu hijau dan rentan terhadap penyakit. Selalu ikuti dosis yang disarankan.
Pemupukan adalah investasi yang akan menentukan kuantitas dan kualitas hasil panen tomat Anda. Dengan jadwal dan jenis pupuk yang tepat, tanaman tomat Anda akan tumbuh kuat, tahan penyakit, dan menghasilkan buah yang lebat serta bernilai jual tinggi.

No comments:
Post a Comment