Pemupukan adalah langkah krusial dalam budidaya timun (mentimun). Tanaman timun membutuhkan pasokan nutrisi yang memadai dan terjadwal untuk mendukung pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) serta generatif (bunga dan buah) secara maksimal. Pemupukan yang tepat akan menghasilkan tanaman yang subur, tahan penyakit, dan panen buah yang berkualitas tinggi serta berlimpah.
1. Pemupukan Dasar (Sebelum Tanam)
Pemupukan dasar bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan humus, dan menyediakan nutrisi awal bagi tanaman.
- Jenis Pupuk: Gunakan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang (misalnya kotoran ayam) yang sudah matang. Pupuk anorganik seperti TSP (SP-36), ZA, dan KCl juga dapat ditambahkan sebagai pelengkap.
- Cara Aplikasi: Campurkan pupuk organik ke dalam tanah saat proses pengolahan lahan (pencangkulan dan pembuatan bedengan), idealnya dua minggu sebelum tanam. Pupuk anorganik dasar juga dapat dicampur dan ditaburkan merata pada bedengan.
2. Pemupukan Susulan (Setelah Tanam)
Pemupukan susulan dilakukan secara berkala untuk memenuhi kebutuhan nutrisi timun selama masa pertumbuhannya. Pupuk diberikan setelah tanaman berumur beberapa hari setelah tanam (HST) dan diulang secara periodik (biasanya setiap 5-10 hari sekali atau sesuai anjuran).
Metode Aplikasi Pupuk Susulan:
- Sistem Tabur: Pupuk ditaburkan di sekitar area perakaran tanaman (sekitar 10-15 cm dari batang) dan kemudian ditutup dengan tanah.
- Sistem Kocor: Pupuk dilarutkan dalam air (dengan dosis yang tepat) dan kemudian disiramkan ke lubang tanam atau area perakaran. Metode kocor sering digunakan karena penyerapan nutrisi lebih cepat.
- Pupuk Perangsang Buah atau pupuk dengan kandungan Kalium (K) tinggi (seperti KNO3 atau pupuk foliar spesifik) dapat disemprotkan pada tanaman, terutama saat tanaman mulai memasuki fase pembungaan dan pembuahan untuk mendorong hasil panen yang lebih lebat.
- Dosis Tepat: Selalu gunakan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan (dapat bervariasi tergantung jenis pupuk dan kondisi tanah). Penggunaan pupuk berlebihan (overdosis), terutama Urea, dapat merusak tanaman dan struktur tanah.
- Interval Waktu: Lakukan pemupukan susulan secara rutin dengan interval yang konsisten, misalnya setiap 5 hingga 10 hari sekali, terutama saat fase pertumbuhan aktif (vegetatif dan generatif).
- Kondisi Tanah: Jaga kelembapan tanah, karena nutrisi lebih mudah diserap oleh akar dalam kondisi tanah yang lembap.
- Kesesuaian Fase: Ganti jenis pupuk sesuai fase pertumbuhan (lebih banyak N di awal, lebih banyak K saat berbuah).
Penting: Hindari menaburkan pupuk terlalu dekat dengan batang tanaman untuk mencegah risiko "kebakaran" akar. Pastikan tanah lembap saat pemupukan agar nutrisi mudah terserap.
3. Pemupukan Mikro dan Perangsang Buah
Selain pupuk makro (N, P, K), timun juga membutuhkan pupuk mikro (seperti kalsium, magnesium, dan boron) yang membantu meningkatkan kualitas buah, memperkuat dinding sel, dan ketahanan tanaman terhadap penyakit.
Tips Penting untuk Pemupukan Maksimal
Dengan menerapkan jadwal dan jenis pemupukan yang tepat, diharapkan tanaman timun Anda dapat tumbuh subur, sehat, dan menghasilkan panen buah yang melimpah.
No comments:
Post a Comment